Menurut Pemikiran Empirisme, Satu-Satunya Sumber Pengetahuan Manusia adalah Pancaindra?

Empirisme adalah suatu paham pemikiran yang mengajarkan bahwa pengalaman merupakan sumber utama dari pengetahuan. Berbeda dengan pemikiran Rasionalisme, Empirisme berpandangan bahwa pengalamanlah satu-satunya sumber pengetahuan bagi manusia, sedangkan akal atau rasio hanya bertugas untuk mengolah bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman. Lantas, bagaimana dengan pendapat tersebut?

Melansir referensimakalah.com, indra sebagai sumber pengetahuan adalah pengetahuan yang diperoleh manusia melalui kelima indranya, yakni mata, hidung, perasaan (kulit), telinga, dan lidah. Saya setuju jika sumber pengetahuan manusia adalah pancaindra karena apa yang kita ketahui tentunya berawal dari pancaindera. Terlebih lagi, pengetahuan tanpa adanya fakta tidak dapat diakui kebenarannya oleh orang lain. Hal ini sejalan dengan pemikiran Francis Bacon yang berpendapat bahwa yang penting bukanlah yang abstrak-abstrak, melainkan fakta di dunia ini yang hanya dapat diketahui lewat persentuhan indrawi.


Francis Bacon (historic-uk.com)

Hal serupa dikemukakan oleh Thomas Hobbes. Ia mengutamakan sense atau indra sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan yang menentukan bahwa persentuhan indra atau pengalaman indrawi menjadi pangkal dan sumber pengetahuan.

Baca Juga: Hikmah Mempelajari Renaissance, Menghendaki Manusia yang Bebas dan Tidak Dibelenggu oleh Dogma

Menurut Hobbes, pengalaman adalah keseluruhan atau totalitas segala pengamatan yang disimpan di dalam ingatan dan digabungkan dengan suatu pengharapan akan masa depan, sesuai dengan apa yang telah diamati pada masa yang lampau. Pengamatan indrawi terjadi karena gerak benda-benda di luar kita menyebabkan adanya suatu gerak di dalam indra kita. Gerak itu diteruskan kepada otak dan dari otak diteruskan ke jantung. Di dalam jantung timbullah suatu reaksi, suatu gerak dalam jurusan yang sebaliknya. Pengamatan yang sebenarnya terjadi pada awal gerak reaksi tadi.

Sementara, pendapat lain datang dari John Locke. Ia berpendapat bahwa timbulnya pengetahuan pada diri manusia merupakan titik pertemuan antara pengalaman indrawi (sensasi) dan pengalaman batin yang diperoleh secara pengalaman intuitif (refleksi). Dengan kata lain, proses pengenalan tersebut dimulai dengan sensasi atau pengalaman indrawi, sebab jiwa manusia pada waktu lahir masih bersih, belum ada goresan kesan, belum ada bekal yang merupakan bawaan.

Setelah indra manusia berfungsi menangkap objek yang berada di luar dirinya lewat proses pengenalan, barulah manusia mempunyai pengetahuan tentang objek tersebut. Pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman itulah yang kemudian diibaratkan menulisi kertas (jiwa) yang pada waktu dilahirkan masih putih kosong dan belum ada tulisan apa-apa. Teori tersebut dikenal dengan teori Tabula Rasa yang artinya lempengan lilin yang putih dan licin yang siap menerima tempelan apa saja.

Baca Juga: Ajaran Ilmu Pengetahuan atau Wissenschaftslehre dari Filsafat Johann Gottlieb Fichte



Referensi:
  • Mulyono dan Slamet Subeki. (2019). Sejarah Pemikiran Modern. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
  • Mushlihin. (2012). Indera sebagai Sumber Pengetahuan, https://www.referensimakalah.com/2012/11/indera-sebagai-sumber-pengetahuan.html#:~:text=Indera%20sebagai%20sumber%20pengetahuan%20adalah,kulit)%2C%20telinga%20dan%20lidah., diakses pada 1 Juli 2023.