Komoditas Kelapa Sawit Kantongi Peran Krusial dalam Hilirisasi Berkelanjutan

Hilirisasi merupakan proses transformasi ekonomi di mana kebijakan industrialisasi berbasis komoditas bernilai tambah tinggi menuju struktur ekonomi yang lebih kompleks. Dengan kata lain, hilirisasi merupakan strategi berkelanjutan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas yang dimiliki oleh suatu negara dengan cara mengekspor barang yang tidak lagi berwujud bahan baku mentah, tetapi sudah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.

Presiden Joko Widodo menggaungkan hilirisasi sebagai window of opportunity bagi Indonesia untuk menjadi negara maju pada 2045. Dalam prosesnya, hilirisasi telah memberikan sejumlah dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Misalnya, menciptakan lapangan kerja dan memberikan kontribusi pada pendapatan negara dan daerah.

Melansir menpan.go.id, sebelum hirilisasi hanya terdapat 1.800 tenaga kerja yang terangkut dalam pengolahan nikel di Sulawesi Tengah. Namun, setelah hilirisasi menjadi 71.500 tenaga kerja yang dapat bekerja karena adanya nikel di provinsi tersebut. Menurut presiden, pemerintah menghasilkan kurang lebih Rp31 triliun dari ekspor bahan mentah pada 2014–2015. Kemudian, setelah hirilisasi, penghasilan pemerintah menjadi Rp510 triliun hingga mencapai US$33,8 miliar.

Baca Juga: 6 Cara Menulis Keywords ala SEO agar Puncaki Tren Google, Yuk Terapkan!

"Kalau itu bisa kita lakukan, kemudian hilirisasi ini berhasil untuk semua mineral, perkebunan, pertanian, perikanan, semuanya bisa dihilirisasi. Kalau hitung-hitungannya World Bank, McKinsey, IMF, OECD, itu di 2040 sampai 2045, saya yakin ini bisa agak maju," ungkap Presiden Joko Widodo di acara pengukuhan pengurus Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) masa bakti tahun 2023–2028 di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta, dilansir dari menpan.go.id.

Tidak hanya menggenjot program hilirisasi pada satu industri saja, Kementerian Investasi/BKPM turut andil dengan meluncurkan Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis sebagai langkah terwujudnya hilirisasi pada 2022. Bahkan, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menekankan pentingnya hilirisasi di Indonesia secara langsung kala menjadi narasumber pada Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia (OKK UI) di Kampus UI Depok pada Agustus 2023 lalu.

Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis mencakup 8 sektor produk prioritas hilirisasi, yakni mineral, batu bara, minyak, gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan, dan memilih 21 komoditas berdasarkan beberapa kriteria. Salah satu komoditas yang mengantongi peran krusial dalam hilirisasi berkelanjutan adalah kepala sawit.

Kelapa Sawit Berkontribusi Besar dalam Pendapatan Negara dan Daerah

ilustrasi kelapa sawit (bbc.com/indonesia)

Melansir ekon.go.id, komoditas perkebunan merupakan andalan bagi pendapatan nasional dan devisa negara, di mana total ekspor perkebunan pada 2018 mencapai US$28,1 miliar atau setara Rp393,4 triliun. Industri kelapa sawit di Indonesia dibangun dengan pendekatan yang memprioritaskan keseimbangan antara aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Melalui pendekatan tersebut, pemerintah yakin bahwa pembangunan kelapa sawit yang berkelanjutan memberikan sumbangsih pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Pada 2020, kelapa sawit berkontribusi besar dalam penerimaan devisa negara sebesar US$19,71 miliar dengan volume ekspor sebesar 35,65 juta ton. Bahkan, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, surplus neraca perdagangan kelapa sawit mencapai US$19,70 miliar dengan neraca nilai perdagangan mengalami peningkatan sebesar 17,61 persen, menurut Portal Satu Data Pertanian.

Sementara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, secara rata-rata tahunan, industri kelapa sawit hulu-hilir menyumbang US$20 miliar pada devisa negara dan menyerap tenaga kerja sebanyak 21 juta orang, baik secara langsung maupun tidak langsung. Indonesia bahkan berkontribusi sebesar 48 persen dari produksi Crude Palm Oil (CPO) dunia dan menguasai 52 persen pasar ekspor minyak sawit, lho. Hal ini merupakan peluang bagi Indonesia untuk menjadi pusat industri pengolahan sawit global untuk keperluan pangan, nonpangan, dan bahan bakar terbarukan.

Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan, menjelaskan bahwa hilisisasi CPO dikembangkan melalui tiga jalur hilirisasi. Pertama, hilirisasi oleopangan (oleofood complex) yang mengolah produk industri refinery untuk menghasilkan produk intermediate oleofood hingga oleofood product. Kedua, hilirisasi oleokimia (oleochemical complex) yang mengolah produk industri refinery untuk menghasilkan produk-produk oleokimia, seperti produk biosurfaktan (detergen, sabun, dan sampo), biolubricant atau biopelumas, dan biomaterial (bioplastik). Ketiga, hilirisasi biofuel (biofuel complex) yang mengolah produk industri refinery untuk menghasilkan produk-produk biofuel, misalnya biodiesel, biogas, biopremium, dan bioavtur.

Baca Juga: Alasan Penulis Memutuskan Bikin Blog, Kembangkan Tulisan dan Tempat Relaksasi

Sektor perkebunan turut memengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah. Salah satu contohnya di Kecamatan Pangkalan Lensung, Kabupaten Pelalawan, Riau yang memiliki luas areal kelapa sawit 8.673 hektare. Dengan luas panen tersebut, produksi kelapa sawit berhasil mencapai 21.122 ton pada 2021. Hilirisasi kelapa sawit memberikan peluang bagi industri kelapa sawit yang akan dikembangkan menjadi Bahan Bakar Nabati (BBN) sebagai altenatif Bahan Bakar Minyak (BBM). Di samping itu, jenis produk turunan kelapa sawit yang berpeluang untuk dikembangkan dengan tersedianya bahan baku, antara lain limbah cair untuk biogas dan land application, EFB (tandan kosong sawit), serat mesocarp, dan shell (cangkang) untuk biomassa, cangkang sawit berguna sebagai bahan bakar boiler, dan tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan baku bioplastik.

Kemenperin bersama dengan kementerian dan lembaga terkait lainnya berupaya untuk memperlancar ekspor produk hilir minyak sawit, termasuk minyak goreng sawit, dengan tetap memprioritaskan pengamanan pasokan minyak goreng di dalam negeri melalui program Minyak Goreng Curah Rakyat (MGCR). Namun, amat disayangkan karena pada kenyataannya masih terdapat pelaku usaha yang menjual minyak goreng curah yang tidak sesuai ketentuan.

Melansir disperindag.lampungprov.go.id, Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN), Moga Simatupang, menemukan beberapa pelaku usaha yang menjual minyak goreng curah bukan kepada konsumen akhir, melainkan kepada pedagang lain. Hal tersebut memperpanjang rantai distribusi sehingga menyebabkan harga di tingkat konsumen melebihi HET. Hasil pengawasan yang dilakukan pada 24–28 Februari 2023 di Provinsi Lampung tersebut juga ditemukan minyak goreng curah Domestic Market Obligation (DMO) yang dikemas kembali dalam kemasan botol dengan ukuran 0,8 liter, 0,9 liter, dan 1 liter tanpa merek dan label keterangan ukuran.

Meskipun demikian, dengan pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia dari komoditas kelapa sawit dan potensi bahan baku berlimpah yang tersedia dan belum dimanfaatkan secara optimal, kesempatan masih terbuka lebar untuk memanfaatkan bahan baku menjadi sebuah industri produk turunan kelapa sawit. Namun, tidak hanya pemerintah, peran serta masyarakat juga sangat diperlukan untuk mencapai hilirisasi ntuk negeri yang berkelanjutan.



Referensi:
  • https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/dari-istana/presiden-hilirisasi-langkah-penting-indonesia-jadi-negara-maju-2045
  • https://www.bkpm.go.id/id/info/siaran-pers/temui-6-000-mahasiswa-ui-menteri-investasi-tekankan-pentingnya-hilirisasi-di-indonesia
  • https://satudata.pertanian.go.id/details/publikasi/227
  • https://satudata.pertanian.go.id/assets/docs/publikasi/Analisis_Kinerja_Perdagangan_Komoditas_Kelapa_Sawit_Semester_II_Tahun_2021.pdf
  • https://kemenperin.go.id/artikel/19590/Tingkatkan-Devisa,-Kemenperin-Pacu-Hilirisasi-Industri-CPO
  • https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/2921/industri-kelapa-sawit-indonesia-menjaga-keseimbangan-aspek-sosial-ekonomi-dan-lingkungan
  • https://kemenperin.go.id/artikel/23412/Berdampak-Luas-bagi-Ekonomi,-Kemenperin-Fokus-Hilirisasi-Industri-Kelapa-Sawit
  • https://disperindag.lampungprov.go.id/detail-post/kemendag-amankan-minyak-goreng-curah-tidak-sesuai-ketentuan-di-provinsi-lampung
  • https://regionalinvestment.bkpm.go.id/pir/peluang-investasi/detail/?id=1261